BUDAYA POLITIK
INDONESIA
A.
Budaya
Politik Indonesia Jika Dilihat dari Sudut Pandang Etika Politik
Budaya
Politik merupakan bentuk penanaman atau
pembinaan nilai dan perwujudan cita-cita seperti kesejahteraan umum keadilan,
dan keharuman bangsa. Selain itu budaya politik merupakan suatu hal yang
mengarahkan dan membentuk tata hidup prilaku dan juga etos bangsa.[1]
Etika
politik tidak hanya berkaitan dengan masalah perilaku politikus saja, akan
tetapi ia berhubungan praktek institusi social, hokum, komunitas,
struktur-struktur social, politik, ekonomi. Prilaku politikus hanya berperan
sebagai salah satu dimensi etika politik. Etika politik mengandung aspek
individual dan social : etika individual karena membahas masalah kualitas moral
pelaku, dan etika social karena merefleksikan masalah hokum, tatanan social,
dan institusi yang adil. Etika politik juga memiliki dimensi tujuan yang
terangkum dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat dan hidup damai yang
didasarkan pada kebebasan dan keadilan.[2]
Jika
kita kaitkan budaya politik yang berkembang di Indonesia dengan etika politik,
maka hal ini akan menjadi perbincangan yang sangat menarik. Karena di Indonesia
konsep budaya politik yang menarik hanya merupakan impian semata, ketimbang
prakteknya yang banyak mengutamakan kpentingan individu saja. Hal ini sangat
jelas terlihat dimana elite-elit politik hanya bergelut dengan pertengkaran kekuasaan
dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan duniawi. Bahkan tidak sedikit
elit-elit tersebut melakukan pelanggaran terhadap undang-undang, hal ini akan
berdampak buruk terhadap masyarakat karena mereka kehilangan ketauladanan.
Budaya
politik Indonesia pada dasarnya mengalami proses liberalisasi yang mengarah
pada individualisme, dimana budaya politik Indonesia bergantung kepada
barometer individual kalangan pelaku-pelakunya terutama elite-elit politik
saja. Sehingga, tidak ada saringan atau benteng yang cukup, kapan sebuah
persaingan politik layak diakhiri dan pada level mana dihentikan sama sekali.
Akhirnya yang terjadi adalah campur-baur antara masalah publik dengan masalah
pribadi.
Dengan
budaya politik yang lemah dan etika politik yang rendah, maka hal ini akan
berdampak buruk terhadap kebijakan-kebijakan yang akan dibuat. Karena kebijakan
politik tersebut tentu hanya untuk kepentingan individualisme, bukan untuk
kepentingan masyarakat secara umum. Dan yang lebih ditakutkan lagi, kebijakan
tersebut tidak terjerumus jelas sehingga tidak terlihatnya transparan kebijakan
yang dibuat tersebut.[3]
B.
Bentuk
Budaya Politik yang Berkembang Di Indonesia Jika Dilihat dari Sitem Demokrasi
Secara garis besar kita
dapat melihat ada tiga bentuk bydaya politik di Indonesia yaitu :
1. Hirarki
yang tegar
Hirarki
yang tegar ini merupakan salah satu bentuk adanya sebuah pola budaya yang
dominan dan berasal dari kelompok etnis dominan yang di Indonesia etnis jawalah
yang mendominasi.
2. Kecendrungan
Patronage
Pola
hubungan ini mencerminkan individual yaitu antara dua individu yaitu si Patron
dan si Client terjadi interaksi yang bersifat resiprokal atau timbale balik
dengan mempertukarkan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.
3. Kecendrungan
Neo-Patrimonialistik
Penguasa
mendapat dukungan bukan diperoleh dari kalangan aristokrasi, tetapi berasal
dari kalangan budak dan tentara bayaran, yang secara langsung dikuasai
sepenuhnya oleh penguasa.[4]
Budaya di dalam politik Indonesia
sangat dipengaruhi oleh beragam faktor antara lain: budaya asli masyarakat
Indonesia, budaya impor sisa peninggalan penjajah kolonial atau lingkungan
internasional, dan budaya campuran (akulturasi) keduanya. Budaya politik akan
menentukan pola pemerintahan dalam menjalankan kekuasaannya.
Dapat dipahami bahwa pucuk kekuasaan
pemerintahan cenderung penuh dengan pergulatan, tarik menarik kepentingan
politik antara elit pemerintah dan pemain politik di luar birokrasi. Politik
dapat menjelma sebagai alat mempertahankan kekuasaan, namun juga dapat merubah
keadaan (reformasi). Semua tergantung sampai sejauh mana budaya politik
Indonesia melegitimasi campur tangan elit politik dalam pemerintahan.
Selain di dalam pemerintahan, mempelajari budaya politik amat bermanfaat dalam menjelaskan proses kelahiran demokrasi dalam sistem politik Indonesia. Proses demokrasi yang berjalan lambat seiring dengan mundurnya tokoh reformasi dalam memenuhi janji-janjinya terhadap rakyat.
Selain di dalam pemerintahan, mempelajari budaya politik amat bermanfaat dalam menjelaskan proses kelahiran demokrasi dalam sistem politik Indonesia. Proses demokrasi yang berjalan lambat seiring dengan mundurnya tokoh reformasi dalam memenuhi janji-janjinya terhadap rakyat.
Apabila perubahan tak kunjung
datang, demokrasi hanya sekedar isapan jempol dalam menciptakan wakil rakyat
yang nyaring suara dan miskin tindakan. Sementara rakyat memahami demokrasi
sebagai kebebasan melakukan segala sesuatu mulai dari memilih pimpinan,
menurunkan pimpinan, sampai ‘kebablasan’ melakukan tindak kekerasan antara
sesama dalam mempertahankan kepentingan politik individu maupun kelompok.
Oleh karena itu, memahami sistem politik Indonesia tidak
dapat sepenggal-penggal, akan tetapi dalam satu kesatuan konteks budaya. Dengan
memahami budaya politik, diharapkan agar para elit politik penentu kebijakan
pemerintahan dapat menata ulang lembaga demokrasi Indonesia, sehingga
kepentingan rakyat dapat tersalurkan dengan baik, disamping menghasilkan rakyat
yang arif menyikapi perubahan sistem politik yang terjadi.[5]
Daftar
Pustaka
Haryatmoko.
2003. Etika Politik dan Kekuasaan. Jakarta : Buku Kompas.
Gaffar,
Afan. 2005. Politik Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
[1] Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaan, Jakarta, Buku
Kompas, 2003, hal. 2.
[2] Ibid, hal. 25.
[3] http://indrapiliang.com/2010/07/13/demokrasi-pancasila-dlm-budaya-politik-amp-etika-politik/
diakses 20 Februari 2012/ pukul 20.00 wib
[4] Afan Gaffar, Politik Indonesia, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar Offset, 2005, hal. 106, 109, 115.
[5] http://gshk.blogspot.com/2010/04/budaya-dan-etika-politik-dalam-sistem.html
diakses tanggal 20 februari 2012/ pukul 20.30 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar